Selain Parangtritis yang
terkenal dengan nuansa romantisnya, Yogyakarta juga masih memiliki segudang pantai
indah yang menyimpan keunikannya tersendiri. Salah satunya ialah Pantai Siung. Sebuah
pantai terpencil yang terletak di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul ini
harus ditempuh dengan waktu kurang lebih 2 jam dari pusat Kota Yogyakarta.
Panorama Pantai Siung
Seperti halnya menemukan sebuah intan dari dalam bumi,
demi menemukan pantai cantik nan menantang ini telebih dulu Anda harus
berlelah-lelah. Anda akan merasakan sensasi luar biasa ketika berhasil sampai
ke pantai ini. Begitu sampai, seketika rasa lelah Anda akan terbayar sudah. Pasir
putih yang bersih dengan deburan ombak yang saling berkejaran akan membuat Anda
tidak menyesal menuju tempat ini. Apalagi tebing-te
Panorama Pantai Siung
Seperti halnya menemukan sebuah intan dari dalam bumi,
demi menemukan pantai cantik nan menantang ini telebih dulu Anda harus
berlelah-lelah. Anda akan merasakan sensasi luar biasa ketika berhasil sampai
ke pantai ini. Begitu sampai, seketika rasa lelah Anda akan terbayar sudah. Pasir
putih yang bersih dengan deburan ombak yang saling berkejaran akan membuat Anda
tidak menyesal menuju tempat ini. Apalagi tebing-tebing karang yang
mengelilingi pantai juga menambah cantik panorama pantai yang masih tergolong
alami ini. Jika lelah, Anda juga dapat beristirahat di beberapa rumah kayu yang
terletak di dekat pantai.
![]() |
Arena panjat tebing Pantai Siung, Yogyakart. Sumber: http://www.utiket.com |
Arena Panjat Tebing Kelas Dunia
Satu hal yang paling menonjol di pantai ini ialah
bebatuan karangnya. Karang-karang yang tinggi menjulang tersebut bukan hanya
mempercantik Pantai Siung, namun juga menjadi saksi kejayaan wilayah pantai di
masa lampau. Tidak hanya itu, bebatuan karang yang berbentuk tebing ini telah
menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan pecinta olahraga panjat tebing. Bukan
hanya wisatawan domestik, Pantai Saung dikenal memiliki arena panjat tebing
kelas dunia sehingga banyak wisatawan mancanegara berkunjung ke pantai ini.
Sejarah
Berdasarkan
informasi dari Yogyes, Nama Pantai
Siung diambil dari bentuk batu karang yang menyerupai gigi kera. Masyarakat setempat
juga menyebutnya Siung Wanara. Wastoyo, salah seorang sesepuh di wilayah Pantai
Siung mengatakan, batu karang yang menyerupai siung kera ini dulunya juga menjadi
saksi sejarah tentang kejayaan wilayah ini di masa lampau. Menurutnya, pada
masa para wali pantai ini menjadi salah satu pusat kegiatan perdagangan di
wilayah Gunungkidul. Dekat dengan pantai yakni di wilayah Winangun terdapat
sebuah pasar, dimana di tempat ini tinggalah Nyai Podi dan Nyai Kami yang
merupakan istri dari abdi dalem Keraton Surakarta dan Yogyakarta.
Namun
kondisi tersebut berangsur-angsur berubah ketika pasar di Winangun dipindahkan
ke wilayah Yogyakarta. Hingga pada tahun 1989 ketika kelompok pecinta alam asal
Jepang memanfaatkan tebing karang di
pantai ini sebagai arena panjat tebing membuat Pantai Siung mulai didengar lagi
namanya. Selanjutnya, pada dekade 90-an, digelar acara Asian Climbing Gathering yang kembali menggunakan Pantai Siung
sebagai lokasi perlombaan. Dari situlah, popularitas Pantai Siung sedikit demi
sedikit dapat terangkat.
Aktivitas
Pantai Siung
memang tersohor dengan arena panjat tebingnya. Bagi Anda pecinta olahraga
ekstrem ini, tebing-tebing karang di pantai ini wajib Anda coba. Saat ini, ada
250 jalur pemanjatan di Pantai Siung. Jalur tersebut bahkan ada kemungkinan
untuk ditambah lagi. Fasilitas lain sebagai penunjang aktivitas panjat tebing
ialah ground camp yang terletak di
bagian timur pantai. Menghabiskan malam di ground
camp adalah pengalaman yang tidak akan terlupakan. Anda dapat mengabiskan
malam dengan menginap di tenda-tenda dimana Anda juga dapat menggelar acara api
unggun bersama para kerabat dan teman-teman Anda. Namun Anda juga harus ingat
untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan di wilayah pantai ini. Anda juga
dilarang keras mengganggu habitat asli para penyu ketika berada di tempat ini.
Tidak hanya ground camp, dekat dari tempat ini ada
sebuah rumah panggung kayu. Rumah tersebut biasa dimanfaatkan sebagai base camp yang dapat digunakan untuk
bermalam jika Anda tidak membawa tenda. Ukuran rumah kayu ini cukup besar,
sehingga Anda bisa menggunakannya untuk 10 hingga 15 orang.
Akses Jalan
Untuk menjangkau tempat ini,
ada baiknya Anda menyiapakan kendaraan pribadi baik kendaraan roda dua maupun
roda empat. Karena, kendaraan umum berupa bus biasanya hanya sampai di wilayah
Tepus saja.
Medan yang cukup berat, membuat Anda harus menyiapkan
stamina yang kuat serta performa kendaraan yang baik agar Anda bisa menaklukkan
medan menuju tempat ini. secara umum medan yang akan Anda lalui berupa
tanjakan, tikungan tajam, serta turunan yang menukik dan tentunya sengatan
panas matahari yang sangat terik. Selama perjalanan, Anda akan ditemani
ladang-ladang palawija serta perbukitan kapur yang ditumbuhi pohon jati.
Harga Tiket Masuk
Untuk dapat
menaklukkan tebing-tebing di tempat ini, Anda hanya perlu membayar biaya parkir
sebesar Rp 5.000 saja. Sangat murah kan? Setelah itu Anda dapat dengan puas
menikmati panorama pantai yang sangat mengagumkan ini.