Semboyan 'Lampung Bertapis Helau'


Seperti halnya suku bangsa  lain di Indonesia, Lampung sebagai masyarakat dengan peradaban yang cukup tua juga memiliki atribut khas yang mencerminkan masyarakatnya. Salah satunya kain tapis sebagai kain tradisional Lampung. Kain katun dengan warna gelap merupakan bahan dasar tapis Lampung yang selanjutnya kain ini disulam menggunakan benang emas. Tapis merupakan produk kebudayaan dengan nilai tinggi. Bagi masyarakat Lampung, tapis tidak hanya berupa pakaian adat, melainkan juga atribut sosial yang mencerminkan siapa pemakainya. Ragam hias kain tapis merupakan penggambaran dari simbol-simbol yang dianggap sakral oleh masyarakat Lampung. Misalnya bentuk perahu, tulisan arab serta flora dan fauna tertentu seperti gajah, naga dan beberapa jenis tumbuhan sulur.

“Lampung Bertapis helau”, demikian bunyi salah satu semboyan masyarakat Lampung. Dalam bahasa Indonesia, semboyan tersebut diartikan bahwa Lampung provinsi yang penduduknya menggunakan kain tapis sebagai pakaian adat yang indah. Tapis Lampung memang merupakan hasil seni yang indah sesuai semboyan tersebut. Sebagai karya seni, zaman dahulu pengerjaan tapis dilakukan para wanita. Dengan penuh teliti dan hati-hati, mereka meyulam tapis hingga berbentuk kain sarung indah. Tapis biasanya digunakan saat acara-acara adat seperti pernihakan dan pemberian gelar pada masyarakat Lampung.
Tapis merupakan komoditi unggulan masyarakat Lampung. Pembuatan tapis masih berdasarkan cara adat tradisional higga kini. Kain tapis hanya diproduksi secara manual dengan cara ditenun. Waktu yang dihabiskan bisa seminggu bahkan sebulan. Belum lagi kerumitan dari ragam hias yang harus dibuat. Itu semua berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kesulitan penenun dalam membuat tapis. Pada akhirnya, tapis merupakan barang mahal dengan harga yang mampu mencapai angka Rp 3.000.000 per helai.
Meski mempunyai nilai ekonomi dan estetika tinggi, tapis kini nyatanya kurang diminati. Sudah jarang ditemukan tempat-tempat sebagai pusat pengembangan kain tradisional ini. Hal tersebut  terjadi karena beberapa faktor. Pertama, produksi kain tapis hanya dapat dilakukan secara manual oleh oleh manusia. Mereka adalah orang yang benar-benar ahli, sehingga pengerjaannya juga sulit dan tidak dapat dilakukan sembarangan orang. Kedua, tapis merupakan kain indah dengan harga sangat mahal. Seperti sudah disinggung sebelumnya, proses pembuatan tapis yang sulit dan membutuhkan waktu lama membuat harga kain ini tergolong sangat tinggi. Oleh karena itu, tapis merupakan benda mahal yang hanya mampu dijangkau kalangan tertentu.